Komik Nusantara Media Alternatif Lestarikan Budaya Bangsa
Upaya melestarikan budaya Indonesia yang kaya akan
kreativitas dan bernilai seni tinggi dapat dilakukan melalui berbagai cara.
Hendaknya hal tersebut telah di tanamkan
sedini mungkin. Alangkah baik jika memulai dari generasi paling muda yaitu usia
anak-anak. Komik sebagai sebuah karya seni yang dekat dengan anak, karya seni
yang tersusun atas gambar-gambar yang
membentuk sebuah cerita menjadi media alternatif yang dapat dipilih sebab
terbukti efektif dibandingkan media lain.
Kecenderungan anak untuk tertarik pada gambar
umumnya lebih tinggi. Purwanto dan Alim menjelaskan alasannya karena sifat
gambar itu sendiri yang konkret dan lebih realistis, yang langsung menunjuk
pada pokok permasalahan. Dibandingkan dengan media verbal lainnya, gambar lebih
mampu mengatasi batasan ruang maupun batasan waktu hingga penggunaannya menjadi
lebih mudah dan gampang untuk didapatkan.
Bangsa Indonesia dapat berkaca pada tiap-tiap gambar
lukisan yang ada di dinding Piramida
Mesir Kuno. Kejayaan sebuah peradaban di abadikan disana dan terkenang hingga
berabad-abad lamanya. Beragam generasi dari beragam bangsa dibuat kagum dan
takjub ketika mengetahuinya. Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman
budaya yang terdiri dari ratusan jenis tari, lagu dan bahasa hingga kesenian daerah
seperti cerita rakyat harusnya mampu belajar dari hal tersebut.
Eksistensi beragam budaya Indonesia dapat hidup dan
diabadikan seperti halnya kebudayaan Mesir Kuno. Melihat potensi dari ratusan
cerita rakyat yang sebenarnya sarat akan makna dan kaya akan pesan moral sangat
disayangkan jika kini mulai terabaikan dan diabaikan. Para sejarawan hendaknya
mulai memikirkan cara mengemas cerita rakyat tersebut menjadi sebuah hal
menarik yang layak untuk dilestarikan.
Bila Jepang memiliki Manga sebagai karya seni
bergambar nya atau Korea Selatan yang berbangga dengan Webtoon nya, Maka
Indonesia punya Komik Nusantara sebagai karya seni gambar yang bisa di
banggakan. Restia Ningrum mengatakan bahwa Komik Nusantara merupakan
manifestasi kekayaan budaya Indonesia yang di bentuk dari kumpulan cerita
rakyat yang dimodifikasi dan divisualisasikan semenarik mungkin.
Dimodifikasi dan divisualisasikan semenarik mungkin
menjadi kata kunci penting sebab kedua aktivitas ini menuntut andil tidak hanya
para sejarawan tapi kita semua sebagai generasi penerus bangsa didalamnya.
Cerita rakyat dalam penyajiannya di era ini haruslah dimodifikasi agar tak
dikatakan ketinggalan zaman. Kreatifitas menjadi hal utama namun tetap pada
batasan yang tidak mengubah pesan moral dari keseluruhan cerita. Sejarawan
perlu menggaet para komikus agar modifikasi cerita mampu menghidupkan dan
menyuarakan kembali pentingnya mencintai budaya bangsa.
Tantangan nya tidaklah mudah, sebab di era
kecanggihan teknologi ini, gempuran kebudayaan asing perlu disikapi dengan cara
seksama. Anak-anak membutuhkan sesuatu yang di modifikasi ulang agar mampu
menarik hati dan jatuh cinta lagi pada budaya nenek moyangnya. Fokusnya adalah
bagaimana mengemas kebudayaan nusantara yang beragam jenisnya agar tetap eksis
dan membekas sebagai karakter bangsa.
Mengulang
Era Demam Silat
Menilik kebelakang, tanyakan pada generasi tahun 90-an
tentang siapa sosok Ganesh TH. Mereka pasti kenal dengan komikus yang sukses
dengan tokoh “Si Buta dari Gua Hantu” nya ini. Berjaya dengan terbitan pertama yang langsung
meledak, Ganesh TH mampu menjadikan generasi di era tersebut demam silat.
Komik si buta dari gua hantu dicatatkan sejarah
sebagai karya yang tidak akan pernah dilupakan banyak pembaca. Si buta dari gua
hantu bahkan sempat popoler tidak hanya lewat komik namun juga lewat film.
Ganesh TH layak dijadikan pahlawan sejarah Indonesia.
Petualangan si Buta dari Gua hantu mengelilingi
pulau-pulau dalam membasmi kebatilan dan kejahatan di seluruh pelosok Nusantara
didasari atas keinginan untuk mencari kedamaian dalam hatinya. Konon si Buta
yang bernama Barda Mandrawata merupakan seorang ahli pencak silat dari
perguruan elang putih yang sedang merasa sangat sedih. Ia sedih sebab tunangan,
ayah maupun saudara seperguruannya tewas di tangan seorang pendekar jahat yang
buta. Hingga dalam perjalanan balas dendamnya secara tak sengaja Barda
menemukan sebuah gua tersembunyi yang memberinya ilmu ajian langka.
Pesan moral berhasil Ganeh TH selipkan dalam setiap
gambar yang sarat akan makna. Barda Mandrawata sebagai si Buta dari Gua Hantu
merasa sangat sedih dan memutuskan untuk balas dendam namun dalam perjalanannya
Barda memilih memanfaatkan ilmu bela diri yang dimilikinya. Barda memutuskan
untuk membasmi dan menumpas kejahatan yang ada.
Pembaca di buat takjub dengan cara Ganesh TH
menampilkan petualangan silat si Buta dari gua hantu membasmi kejahatan. Tidak
hanya membuat takjub para pembaca dengan “kemasan baru tampilan pencak silat”,
Ganesh TH juga dianggap mampu mengangkat derajat dan kepopuleran pencak silat.
Pencak silat sebagai ilmu bela diri tradisional
warisan nenek moyang Indonesia terkadang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistik
yang oleh generasi masa itu dianggap tak sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun berkat modifikasi dan visualisasi menarik yang dilakukan oleh Ganesh, hal
tersebut tak berlaku sama sekali. Generasi era tersebut bahkan menjadi “demam
silat”. Sebuah kejadian yang amat fenomenal dimana sebuah seni yang
mengedepankan keindahan gerakan dalam melindungi dan mempertahankan diri
menjadi tren bertahun-tahun lamanya. Paduan budaya dari berbagai daerah
terlestarikan seiring meledaknya pencak silat.
Implementasi
Komik Nusantara
Banyak sekali cerita rakyat dari berbagai daerah
yang harusnya bisa di modifikasi dan divisualisasikan ulang seperti yang
dilakukan oleh Ganesh. Indonesia punya lebih dari sekedar pencak silat.
Indonesia punya Reog Ponorogo,
Indonesia punya kisah sembilan wali,
Indonesia punya Keris, Rumah Bolon
dan masih banyak lainnya lagi. Insiden “pencurian” lagu daerah seperti yang
terjadi beberapa tahun lalu tidak akan pernah terjadi bila kita, bangsa
Indonesia melestarikan budaya kita.
Menghidupkan kembali eksistensi budaya
Indonesia di tengah gempuran budaya asing adalah hakekat utama dari diimplementasikannya
komik nusantara. Memodifikasi dan memvisualisasikan ulang adalah kunci utama
namun tetap pada tidak melupakan esensi penting didalamnya yakni penyampaian
pesan yang sarat akan banyak makna kehidupan.
----------------------------------------------
Hello Kawan Cerita, thank you for visiting my blog.
Tulisan ini merupakan opini pribadinya Im dan pernah di muat di Harian Jurnal Asia Medan edisi Rabu 12 Oktober 2016.
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah kewajiban kita bersama menghidupkan kembali eksistensi budaya kita bukan?
Im berharap tulisan ini bermanfaat and I hope to find your comment on my blog.
Enjoy and Stay Awesome,
Love
Komentar
Posting Komentar